Dilarang Melangkahi Tubuh Seseorang ketika Tidur?
Benarkah ada larangan melangkahi tubuh seseorang? Sebagian orang mengatakan, ‘Jangan melangkahi tubuh seseorang. itu sama dengan utang darah, جزاك الله خيرا
Dari Izzul F. via Tanya Ustadz for Android
Jawab:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,
Diantara bentuk melangkahi orang yang dilarang secara syariat adalah melangkahi pundak dua orang yang sedang duduk, ketika khatib sedang berkhutbah.
Abdullah bin Busr radhiyallahu ‘anhu bercerita,
Ada seseorang, dia melangkahi pundak-pundak jamaah ketika jumatan. Sementara Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang berkhutbah. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan orang ini,
اجْلِسْ فَقَدْ آذَيْتَ، وَآنَيْتَ
“Duduk!, kamu mengganggu, datang telat” (HR. Abu Daud 1118, Ibn Majah 1115 dan dishahihkan al-Albani).
Dalam hadis ini, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan alasan larangan melangkahi pundak dua orang yang sedang duduk berdampingan. Alasan itu adalah sangat mengganggu.
Karena itu, para ulama seperti Imam al-Albani, Al-Ubaikan dan yang lainnya menilai, semua tindakan melangkahi yang itu mengganggu, hukumnya dilarang.
Syaikh al-Albani pernah ditanya, apakah melangkahi pundak dua orang yang sedang duduk berdampingan hanya berlaku untuk jumatan? Bagaimana jika ada orang yang maju, mencari tempat yang kosong di depan, untuk selain jumatan, misalnya kajian.
Jawaban beliau,
أن هذا التقدم كذلك التقدم يوم الجمعة كلاهما في الحكم سواء لجامع الاشتراك في العلة والعلة هي الإيذاء ؛ فإيذاء المؤمنين لا يجوز سواء كان يوم الجمعة أو كان غير يوم الجمعة في المصلى مثلا مصلى العيد أو في اجتماع جامع
Maju mencari tempat kosong di depan semacam ini, termasuk ketika jumatan, keduanya secara hukum sama, karena ada kesamaan dalam illah (alasan). Alasannya adalah mengganggu. Mengganggu orang mukmin, tidak boleh. Baik pada hari jumat atau di selain hari jumat. Baik di tempat shalat, misalnya tempat shalat id atau perkumpulan di masjid jami’.
(http://www.alalbany.me/play.php?catsmktba=11459)
Penjelasan lain disampaikan Syaikh Abdul Muhsin al Ubaikan,
السؤال : ما هي نصيحتكم لمن يكون في الصفوف الأولى ثم إذا انفضت الصلاة وانتهى الإمام
ألتفت وخرج من الصف بتخطيه لرقاب المأمومين والمسبوقين في الصفوف المتأخرة ؟
Pertanyaan, “Apa nasihat Anda untuk orang yang berada di shaf-shaf awal kemudian ketika shalat sudah selesai orang tersebut keluar dari shaf dengan melangkahi pundak-pundak banyak orang, makmum yang sudah selesai shalat ataupun masbuk yang berada di shaf-shaf belakang?”
الجواب :
هذا خطأ يرتكبه البعض ، ينبغي له أن يذكر الله عز وجل في مكانه الذي صلى فيه ، وأن لا يشوش على المصلين ولا يقطع الصفوف التي فيها مصلين مسبوقين ،
Jawaban Syaikh Abdul Muhsin al Ubaikan, “Ini adalah KESALAHAN yang dilakukan oleh sebagian orang. Yang sepatutnya dilakukan adalah berdzikir di tempat yang dia pakai untuk mengerjakan shalat, tidak mengganggu orang-orang yang sedang melengkapi shalatnya dan tidak melintas di shaf yang di shaf tersebut terdapat makmum-makmum masbuq yang melengkapi shalatnya.
كما في حديث النبي صلى الله عليه وسلم الرجل الذي تحظى الرقاب في الجمعة فقال : أجلس فقد آذيت وآنيت ، [ أخرجه أبوداود قي سننه (برقم 1120) والنسائي في سننه (برقم 1399) وصححه الألباني ]
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada orang-orang yang melangkahi pundak-pundak orang pada hari Jumat, “Duduklah, anda telah mengganggu, telat lagi” [HR Abu Daud no 1120 dan Nasai no 1399, dinilai shahih oleh al Albani].
وهذا قريب منه كما أنه يؤذي بتخطي الرقاب في الدخول كذلك في الخروج . والله أعلم .
Kasus yang ditanyakan itu serupa dengan kasus yang ada dalam hadits di atas. Sebagaimana terlarang mengganggu dengan melangkahi pundak-pundak orang ketika masuk masjid, terlarang pula mengganggu dengan melangkahi pundak saat keluar hendak meninggalkan masjid”. (http://ustadzaris.com/keluar-masjid-melangkahi-orang)
Allahu a’lam, kami menyimpulkan, melangkahi badan orang yang sedang tidur, secara umum masuk pada ranah masalah adab. Ketika ini dinilai mengganggu orang yang tidur, jelas tidak selayaknya dilakukan. Karena semua tindakan menggangggu orang yang tidak bersalah, tidak dibolehkan.
Hanya saja, jika orang yang tidur itu mengganggu, karena dia tidur di tempat yang sering dilewati orang, maka tidak masalah jika tidak ada pilihan untuk lewat, selain harus melangkahinya.
Dalam Fatwa Syaikh Dr. Abdullah Aljibrin,
Beliau pernah ditanya mengenai hukum melangkahi orang yang sedang tidur di masjidil haram, terutama setelah subuh.
Beliau menjelaskan,
لا مانع من تخطي هؤلاء النيام إذا احتاج الإنسان إلى المرور والعبور بينهم، فإن تيسر له أن يجد طريقًا بين اثنين لا يحتاج فيه إلى تخطي النيام فهو الأولى، فإن لم يجد وتمكَّن من تخطي الأقدام، أو الساقين فهو أفضل وإلا فله أن يتخطى رؤوس النائمين، أو صدورهم حيث إنهم أخطأوا في تضييق الممرات
Tidak ada masalah melangkahi orang-orang yang tidur itu ketika dibutuhkan untuk melewati mereka. Jika memungkinkan untuk mencari celah diantara dua orang, agar tidak melangkahi orang yang tidur, itu lebih baik. Jika tidak memungkinkan cari celah, dan terpaksa melangkahi bagian kaki atau betisnya, itu lebih ringan. Jika tidak bisa, boleh melangkahi bagian kepala atau dada mereka, sebab ini salah mereka yang menghalangi jalan.
Fatwa Syaikh Dr. Abdullah bin Abdurrahman Aljibrin
http://www.ibn-jebreen.com/fatwa/vmasal-13036-.html
Mitos Melangkahi Tubuh Manusia yang Tidur?
Namanya mitos, tetap mitos.. bukan realita.. karena itu, meyakininya termasuk penyimpangan dalam masalah pemikiran.
Ada beberapa keyakinan masyarakat dalam masalah ini, diantaranya,
Melangkahi tubuh orang yang tidur sama dengan hutang darah.
Padahal hutang darah sama dengan pembunuhan.
Ada juga yang meyakini, melangkahi badan orang yang tidur bisa mengurangi nyawanya.
Padahal usia semua manusia telah ditakdirkan. Tidak ada dalil akan terjadi pemangkasan usia karena dilangkahi jasadnya.
Dst..
Demikian, Allahu a’lam.
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)
Artikel asli: https://konsultasisyariah.com/31985-hukum-melangkahi-orang-yang-tidur.html